Langsung ke konten utama
Tulisanmu adalah Dirimu


        Maraknya media sosial di dunia maya membuat seluruh manusia di dunia ini dengan mudahnya berinteraksi satu sama lain. Saling berkenalan, berteman, berbagi pengalaman, berbagi informasi, berbagi ilmu dan sebagainya. Banyak hal positif yang bisa kita lakukan dengan segala kemudahan itu.
        Sisi negatifnya tentu tak terhitung juga banyaknya. Semua kembali tegantung pada niat kita masing-masing, mau apa kita dengan banyaknya media sosial sekarang ini? Sejak tahun 2009 saya mulai bergabung dengan media sosial yang paling populer sejagat raya ini, yaitu Fesbuk tulisan kerennya facebook. Awal bergabung dengan fesbuk saya betul-betul terkagum-kagum dengan aplikasi yang satu ini. Yang saya pikirkan waktu itu sampai sekarang...pinter bangeeet gitu yang bikin aplikasi itu. Bisa membuai kita dengan segala macam fasilitas yang super canggih, membuat kita terlena berlama-lama berselancar di dunia maya hingga bisa mengabaikan segala sesuatu disekeliling kita yang berada di dunia nyata tentunya.
        Akhir-akhir ini di fesbuk saya banyak yang berseliweran tulisan-tulisan yang di posting para anak muda yang masih single tentunya, jomblo istilah bekennya (karena banyak juga looh anak muda yang sudah menikah). Saya tidak kenal secara nyata dengan para anak muda itu, mereka meminta pertemanan dengan saya karena saya di cemplungin ke beberapa grup yg memang saya minati. Tentu grup-grup itu grup yang bermanfaat buat saya, bukan grup iseng. Kebanyakan teman-teman baru itu dari grup bisnis.
        Yang saya heran sekaligus gemas kalau baca postingan-postingan mereka itu kenapa siiih mereka begitu galau menjadi jomblo? Cowok-cowoknya terlihat cengeng-cengeng, yang cewek tidak sabar menanti yang mau melamar. Mencari pasangan hidup memang tidak mudah. Tetapi bukan berarti harus meratap-ratap di dinding fesbuk kan? Apakah dengan tulisan-tulisan galau itu akan memudahkan mendatangkan jodoh? Galau itu manusiawi tetapi itu sama saja membuka siapa diri kita sesungguhnya di depan publik. Dan itu tidak akan mendatangkan solusi untuk memudahkan anda menemukan jodoh. Apalagi menuliskan kegalauan itu dengan bahasa-bahasa alay yang sulit dimengerti orang lain.
        Daripada menulis kegalauan hati karena belum mendapat jodoh lebih baik menuliskan sesuatu yang memberikan banyak manfaat untuk orang banyak. Pikirkan selalu sebelum anda menulis sesuatu yang berbau negatif, bahwa postingan anda itu akan dibaca ratusan bahkan ribuan orang yang menjadi teman anda. Apakah anda mau menelanjangi diri sendiri di depan orang sebanyak itu? Kenapa kita sendiri yang membuka aib kita di depan orang banyak padahal Allah sudah menutupi segala kekurangan kita?
        Menemukan pasangan lalu menikah itu bukan perkara mudah. Yang harus lebih dipikirkan itu adalah kehidupan anda selanjutnya bersama pasangan setelah ijab kabul selesai. Indahnya masa-masa bulan madu hanya akan dirasakan sebentar jika anda bersama pasangan tidak siap menghadapi kerasnya realita hidup setelah menikah.
        Sudah siapkah mental anda menghadapi segala persoalan setelah menikah? Betuuul seperti dikatakan orang-orang bahwa menikah itu indah. Tetapi itu hanya berlaku untuk orang-orang yang siap secara fisik, mental, emosi dan materi. Lalu bagaimana dengan anda apakah sudah menyiapkan semua itu untuk meraih indahnya pernikahan bersama calon pasangan anda? Indahnya menikah bukan hanya saat menemukan calon pasangan yang baru kenal, lalu menikah, menikmati indahnya malam pertama dan masa-masa bulan madu. Tetapi indahnya menikah itu jauuuuuh lebih indah dirasakan jika kita bisa memahami arti sebuah pernikahan. Saling mengerti dan memahami pasangan, bersedia menerima segala kekurangan pasangan dan tidak saling menutut kesempurnaan dari pasangan. Saling menghargai satu sama lain, saling memotivasi dan hal paling penting adalah selalu saling memberi perhatian. Menyatukan visi bersama pasangan dalam menjalani rumah tangga itu harus dibicarakan dari awal pernikahan malah sebaiknya sebelum pernikahan.
        Tidak bisa dipungkiri materi adalah hal yang utama dalam sebuah rumah tangga. Kalau gak punya duit bagaimana kita bisa hidup? Anak istri anda mau dikasih makan apa? Mau di taruh dimana? Di rumah orangtua? Atau dirumah mertua? Itu sama saja anda merepotkan orang tua dan mertua anda. Akan disekolahkan dimana anak anda nantinya? Bagaimana jika anak istri anda sakit, mau dibawa berobat kemana mereka? Semua itu membutuhkan uang dan jumlahnya tidak sedikit. Semua memerlukan planning yang matang.
        Lebih baik mulai sekarang tingkatkan kualitas diri dan penghasilan anda jika anda ingin segera keluar dari zona kegalauan anda karena belum mendapatkan jodoh. Kurangi kebiasaan meratap-ratap dan berkeluh kesah di dunia maya, itu akan menjatuhkan kulitas diri anda. Saya  yakin anda pasti orang-orang yang cerdas dan mempunyai kemampuan yang kompeten dalam meningkatkan kualitas diri. Jika ingin berkeluh kesah dan menumpahkan segala kegalauan tumpahkan saja di atas sajadah...bicara berdua denganNya, curhat sedalam-dalamnya, sepuas-puasnya dengan Yang Maha Kuasa. Hanya Allah saja yang suka mendengar segala rintihan anda...orang lain mana mau? Yang ada lama-lama orang-orang akan illfeel pada anda saking seringnya anda berkeluh kesah dan galau yang tidak berkesudahan. Satu hal lagi jika ingin menghilangkan kegalauan...segera baca Al-Qur’an langsung akan anda temui kedamaian disana saat membacanya. Yuukk dimulai dari sekarang menulis dengan hati dan lebih hati-hati.

                                                     Bogor, 1 Agustus 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerdas Menggunakan Media Sosial

       Lima belas tahun terakhir, perkembangan media sosial di dunia berkembang amat pesat, termasuk Indonesia. Komunikasi semakin mudah, tak kenal jarak dan waktu. Kapan pun dan di mana pun selagi kuota internet terisi, maka kita akan dengan mudah mengakses segala macam informasi dari belahan bumi manapun.         Positifnya, masyarakat kita jadi sangat melek teknologi, dampak buruknya tentu saja banyak. Salah satunya, jika kita tidak bisa mengendalikan diri, maka akan kecanduan gawai yang isinya berbagai macam aplikasi media sosiai. Berbagai aplikasi itu memang sangat menarik, sehingga bisa menyita waktu dan membuat kita tidak produktif, karena menghabiskan waktu berjam-jam menatap gawai menikmati berbagai sajian media sosial.         Tidak bisa dipungkiri, sebagain besar masyarakat kita sudah kecanduan gawai dan sulit lepas dari alat canggih segenggaman tangan itu. Agar kita tetap waras dan produktif dalam bersosmed maka, kita harus berupaya semaksimal mungkin mengendalikan diri

Wiskul Asyik di Bogor

Siapa yang belum kenal Bogor? Atau belum pernah ke Bogor? Sebuah kota yang terletak di propinsi Jawa Barat. Yuk, datang deh ke kota kelahiran saya tercinta. Kenalan dan nikmati berbagai wisata di kota hujan ini, salah satunya wisata kuliner dong pastinya. Ada yang bilang bahwa Bogor sekarang adalah miniaturnya Bandung, banyak tempat wisata yang asyik dan makanannya pun endang bhambang, Nek … alias enak-enak bingiiit … hehe. Bicara makanan, pastinya setiap kita mengunjungi satu tempat yang sering dicari adalah makanan khas daerah setempat. Jika, belum mencicipi makanan khasnya rasanya belum afdol ya. Indonesia memang kaya dengan aneka jenis makanan khas daerah, baik yang tradisional maupun modern. Belum lagi street food tiap kota selalu menarik untuk dicicipi. Baiklah, sekarang kita jalan-jalan di Bogor, yuk. Kita cicipin makanan apa saja yang menjadi daya tarik wisata kuliner di kota hujan itu. 1.        Doclang Salah satu makanan khas yang selalu diburu warga Buitenzorg seti

Teman yang Menyenangkan

  Sebagai mahluk hidup manusia butuh berteman, jangankan manusia hewan saja butuh teman agar hidupnya tidak kesepian, dan juga untuk beranak pinak. Omong-omong tentang teman, tentunya kita punya banyaaak sekali teman. Mulai dari teman masa kecil hingga sekarang di usia dewasa. Kalau saya bukan dewasa lagi, tapi tua … hehe. Apalagi sekarang, kemajuan teknologi berkembang pesat, membuat jalinan pertemanan semakin meluas hingga ke seluruh dunia. Teknologi membuat kita dan teman-teman seakan tanpa batas dalam berkomunikasi. Dalam arti, jarak yang membentang jauh menjadi dekat dan mudah untuk saling berinteraksi. Namun, dibalik kemudahan itu, pastinya akan banyak pula risiko dan efek negatif dalam berteman seiring bertambahnya jaringan pertemanan kita. Dulu, kita sering mendapat pesan dari orang tua dan para guru agar hati-hati dalam berteman, harus pilih-pilih teman agar kita tidak terbawa pergaulan buruk jika si teman itu membawa pengaruh yang kurang baik. Ternyata hal tersebut tida