Kado Indah di Hari Valentine
By : Rina MW
Nuansa pink mulai terlihat
bertebaran di setiap sudut mall. Aroma valentine sudah tercium didepan
hidungku. Februari sudah tiba tapi aku belum punya rencana apa-apa di hari
valentine nanti. Mau ngerencanain acara apa yaa ? Lah wong pacar aja aku gak
punya, masa mau valentinan sendirian ? Lagipula aku memang tidak kenal pesta
valentine dari dulu, orangtuaku tidak pernah mengenalkan acara itu padaku. Iseng
banget hari ini jalan sendirian....Sari sahabatku yang biasanya selalu setia
menemaniku hang out hari ini absen tak bisa masuk kuliah, sudah 2 hari dia
sakit terkena flu jadi harus istirahat di rumah. Mataku tertuju pada satu toko gift
cantik yang terletak di sebelah toko assesories gagdet. Heemmm...menarik juga
itu toko, dari jauh nuansa pink biru dari toko itu begitu menarik perhatianku.
“Ke sana ahhh, liat-liat....siapa tau ada barang yang cocok” pikirku, daripada
luntang lantung gak karuan karena bingung mau cari kado untuk ulang tahun
keponakanku yang masih imut.
Coklat, boneka, hiasan rambut,
stationery yang lucu-lucu memenuhi rak-rak di dalam toko itu. Aku masih bingung
beli kado apa yaaa buat ponakanku yang masih ikut itu, pengennya sih beli
mainan yang sedikit edukatif, biar ada manfaatnya. Tapi ternyata tidak banyak
koleksi mainan di toko itu. Ahhh gak seru nih toko bagus hiasannya doang dari
jauh pikirku, barang-barangnya kebanyakan buat para abege. Lagian emang stok
barang-barangnya kali ini untuk persediaan moment valentine, sambil masih
ngelilingin rak-rak toko itu aku berpikir “Kado apa yaa yang cocok untuk
keponakanku yang masih balita itu?” Aku ingin memberikan kado yang sedikit
edukatif untuk ponakanku yang lucu itu. Karena kado yang cocok belum kutemukan
akhirnya aku memutuskan pulang saja lagian bete juga jalan sendirian mendingan
besok jalan lagi aja bareng Sari mudah-mudahan besok dia udah sehat gumamku
dalam hati.
Baru beberapa langkah aku
meninggalkan toko itu dari belakang terdengar ada seseorang yang memanggilku.
“Widya...” panggilnya. Aku langsung menoleh ke arah
suara itu...eehhh ternyata Fakih yang memanggilku.
“Haaiii...”, balasku dengan sedikit kaget, “Ngapain
kamu disini, sama siapa ?” tanyaku.
Fakih bergegas mengejar langkahku supaya kami bisa
jalan beriringan.
“Aku abis cari kabel data tadi di toko assesories hp
itu”, kata Fakih memulai pembicaraan, “Kok tumben sendirian, Sari kemana ?”
tanyanya
“Iya...Sendirian aja, Sari lagi kurang sehat udah 2
hari dia gak kuliah lagi flu”, kataku menjelaskan pada Fakih.
“Oooohhh terus kamu abis ngapain tadi ?” tanyanya
lagi
“Abis dari toko gift itu mau cari kado buat ponakan
tapi gak ada yang cocok”.
“kamu sekarang mau ke mana ?” tanya Fakih lagi,
“kita minum-minum dulu yuuk “
“aku mau pulang, capek...makasih deh kapan-kapan aja
minumnya, lagian udah sore nih takut macet banget nanti di jalan.
“Ya udh kalau gitu, aku juga pulang pulang aja
deh...yuukk sampe ketemu lagi besok ya...” kata Fakih sambil melambaikan tangannya.
><><><><><><
Menjelang magrib aku baru tiba dirumah, aku langsung
masuk kamar dan menghempaskan badan di tempat tidur. Sambil menerawang menatap
langit-langit kamar aku berpikir...ehhh setengah melamun tepatnya.
Mengingat-ingat kembali kejadian tadi sore di mall, memikirkan pertemuan
singkat dengan Fakih.
Sebetulnya tak ada sesuatu yang istimewa siihh
dengan sosok fakih, aku memang sudah kenal lama dengan dia. Dari sejak pertama
masuk kuliah aku sudah mengenalnya, sama-sama aktifis di kampus tapi beda unit
kegiatan. Secara fisik Fakih termasuk cowok mendekati sempurna, cerdas, baik,
sopan dan ramah pula. Tapi sayangnya dia sekarang sedang dekat dengan Ratih,
hemmm beruntung juga Ratih yang anak sastra Jerman itu bisa dekat dengan Fakih pikiranku
semakin liar berkhayal. Ahhh mikir kok yang enggak-enggak siiih pikirku. Sayup-sayup
dari kejauhan terdengar suara azan maghrib. Lamunanku terputus seiring
datangnya azan magrib aku langsung bangkit dan pergi mandi, siap-siap sholat
magrib.
Selepas Isya rencananya aku mau melanjutkan tugas
bikin makalah untuk diskusi lusa, tiba-tiba hpku bunyi ada chatt masuk dari
Sari ternyata dia mengabarkan bahwa besok akan masuk kuliah dan sudah sehat kembali. Aku senang sekali berarti
besok bisa ditemenin Sari berburu kado lagi, asyiiikkkk....
Baru saja aku membuka laptop untuk memulai bikin
tugas hpku bunyi lagi bukan chatt yang masuk tapi panggilan telpon dari
seseorang. Fakih telpon...? waduuhh ada apa yaaa...? tumben banget aku masih
menatap hpku yang terus berdering itu tertulis dengan jelas disana nama Fakih Fisip
A(Fakih Fisip kelas A, sedangkan aku Fisip kelas B ), angkat gak...?
hehehe....aku sengaja menulis jurusannya Fakih di belakang namanya supaya lebih
gampang mengingatnya. Sebetulnya gampang banget mengingat sosok Fakih karena di
kampus aku tidak punya teman yang bernama Fakih lagi selain Fakih mahasiswa Fisip
yang gaul itu. Lagian siapa sih yang gak kenal Fakih seorang mahasiswa yang
aktif di kampus, secara fisik wajah dan
postur tubuh Fakih lumayan ideal, gak malu-maluin laaahh kalau dibawa
kondangan.
Kok aku jadi dag dig dug gini yaaa ? padahal aku
sudah lumayan lama juga kenal dia tapi jarang bertegur sapa, karena memang kami
beda kelas. Hanya sekali-sekali saja say hello dengan dia. Walaupun kami pernah
saling tuker no hp tapi kami tidak pernah saling kontak satu sama lain, karena
aku pikir aku tidak punya kepentingan yang mendesak dengan dia. Pertama kali
kenal dia tentu saja dulu pada masa-masa opspek mahasiswa baru, waktu itu kami
sama-sama terlambat datang dan diberi hukuman oleh kakak kelas disuruh mungutin
sampah di areal gedung aula tempat kami di opspek. Walhasil jadilah kami
pemulung sampah waktu itu....lumayan menguras tenaga, selama mungutin sampah
itulah kami sempat kenalan dan ngobrol-ngobrol sedikit sambil sama-sama ngomel
kena hukuman. Lucu juga kalau inget kejadian itu, wajah kami yang masih
sama-sama culun karena dilengkapi atribut opspek yang aneh-aneh.
Hpku kembali berdering masih dari Fakih, panggilan
pertama tadi tidak sempat kuangkat karena aku kelamaan mikir. Akhirnya ku
angkat juga panggilan masuk yang kedua itu, aku pikir pasti Fakih ada perlu
banget sama aku sampe dia tumben-tumbenan telpon aku malem-malem gini sambil
berusaha menepis rasa geer dan su’uzon. Sebetulnya jauh dilubuk hatiku...cieee
jadi kayak lagunya Naff, aku memang suka pada sosok Fakih tapi rasa suka itu aku
pendam dalam-dalam, aku tidak mau rasa suka itu terlihat oleh siapapun. Aku
memang terkenal sosok gadis yang lumayan cool terhadap laki-laki. Padahal
wajahku gak jelek-jelek amat loohh...masih bisa dibilang diatas standar lahhh
hehehe....
Aku belum pernah pacaran dari sejak SMA dulu takut
mengganggu belajar begitulah prinsipku sampai sekarang walaupun aku sudah
memasuki kuliah semester V. Teman-temanku sudah pada punya pacar, tapi aku
tetap tenang-tenang saja menikmati masa-masa jomblo yang indah ini. Bukannya
tidak pernah ada yang naksir padaku tapi aku memang belum berminat pacaran dan
memang belum ada yang cocok di hati.....cieee lebay lagi.
“Assalamu’alaikum” kudengar sapaan dari hpku.
“Wa’alaikum salam” jawabku
“Eehhhh Fakih...tumben nih telpon ada angin apa
yaaa...hehe” aku berusaha menutupi rasa grogi ini dengan candaan.
“kamu sibuk ya ?” tanya Fakih
“Ooohhh enggak, biasa aja kok, ada apa ya ? ada yang
bisa aku bantu ?” tanyaku lagi.
“Wid...besok temenin aku yuuuk cari barang-barang
untuk keperluan acara pesta valentine sabtu besok, kamu nanti hadir juga kan di
acara itu ?”
“waduuhhh....gimana yaaa ? aku besok udah ada janji
sama sari mau cari buku untuk bahan tugas kelompok” aku berusaha menolak secara
halus ajakan fakih tersebut, padahal dalam hati girangnya bukan main momen yang
langka pikirku.
“halaahh kalau sama Sari kan kamu tiap hari,
sedangkan sama aku kan belum pernah, baru saja akan kita mulai” kata Fakih.
“Baru mau mulai...? maksudnya ?” tanyaku dengan
bingung dan makin deg-degan.
“Yuukk ahhh besok aku tunggu ya jam 2.00 WIB di
depan gedung kuliah kita, oke...sampai ketemu besok ya...”. Klik telpon
terputus tanpa menunggu jawabanku dulu. Aku tercenung masih tak percaya dengan
ajakan Fakih barusan, apa gak salah ngajak ya Fakih gumamku dalam hati. Tak
percaya sekaligus hati ini berbunga-bunga karena aku betul-betul tidak
menyangka dengan kejadian barusan. Aku langsung telpon Sari sahabatku, aku
ingin ingin tahu apa komentar dia setelah aku cerita tentang Fakih hari ini.
“Hallooo Sari...aku punya breaking news nih” kayaku
pada Sari di telpon.
“Apaan tuh ?” tanya Sari
“Hehehe...Fakih barusan telpon aku “, jawabku sambil
cengar-cengir salting
“Oh ya...tumben...ada apa nih...?” tanya Sari lagi
“Besok aku ceritain yaa di kampus” jawabku
hehehe....asyiikkk aku punya bahan cerita baru buat Sari besok.
><><><><><><><><><><
Jam sudah menunjukkan pukul 2.10 WIB aku bergegas
keluar gedung tempat kuliahku, Fakih pasti sudah menunggu pikirku. Ternyata
benar dari jauh dia sudah tersenyum melihat kedatanganku. Ahaayyy senyumnya
bikin aku makin salting gak karuan...aku berusaha setenang mungkin biar gak
keliatan geer di depan Fakih.
“Maaf ya Fakih aku telat...tadi abis ada perlu dulu
sama dosenku dikelas” kataku menjelaskan pada Fakih.
“Gak apa-apa Wid...aku juga belum lama kok nunggu,
yuukkk kita langsung berangkat aja, gak apa-apa kan Wid kita berangkat pake
motor ? soalnya aku belum bisa beli mobil, nanti kalau aku udah sukses kita
baru jalan-jalan pake mobilku ya “ kata Fakih sambil tersenyum.
“Yaelahhh...gak apa-apa dong Fakih...yang penting
kita gak jalan kaki, soalnya kakiku bisa gempor karena jalan berkilo-kilo meter
hehehe” balasku sambil senyum manis juga tentunya.
Sepanjang
jalan menuju mall yang dituju hatiku makin dag dig dug gak karuan...karena baru
kali ini aku pergi berdua dengan laki-laki yang aku sukai. Kalau sama
teman-teman yang lain siihhh aku gak pernah deg-degan seperti ini.
Setiba di mall kami langsung ke toko
yang menjual pernik-pernik pesta valentine, sambil memilih pernik-pernik keperluan
pesta kami ngobrol dengan riangnya. Cerita kegiatan sehari-hari kami
masing-masing. Tiba-tiba mataku tertuju pada satu benda yang cukup menarik, aku
langsung mendekati rak tempat benda itu disimpan. Sepasang boneka Panda yang
mungil dalam keranjang putih yang lucu, di tengah-tengah sepasang boneka itu
ada tulisan I Love U....woowww so sweet. Kutinggalkan Fakih yang masih sibuk
memilih pernik-pernik yang diperlukan. Tak lama Fakih menyusulku lalu dia
berkata :
“Eeehh lucu juga yaaa ini”
“Iya”, jawabku singkat sambil aku
melihat-lihat benda itu dengan asyik
“Kamu suka ya ?” tanya Fakih
“Heemm...lucu, unik “ jawabku sambil
tersenyum
“Yuuk ahh, udah selesai kan ?”
jawabku sambil menyimpan benda itu lagi
“Yuuk...kita makan ya, laper banget
nih’, ajak Fakih
Kami
langsung cari tempat makan yang nyaman untuk ngobrol-ngobrol lagi.
“Kamu panitia acara itu ya Fakih ?”
tanyaku
“Iya, kamu nanti hadir juga kan di
acara itu ?” tanya Fakih
“Aku tidak terlalu suka dengan acara party-party
seperti itu Fakih, acara ulang tahun teman saja aku jarang datang apalagi acara
pesta valentine seperti itu”, kataku
“Loohh memangnya kenapa ? Acara ini kan
jarang-jarang, lagian mumpung kita masih muda...nanti kalau udah tua mana
sempat ngadain acara-acara seperti ini “ kata Fakih lagi.
“Pokoknya kamu nanti harus hadir ya, kan kamu nanti
yang akan nemenin aku selama pesta itu, masa valentine sendirian, kamu nanti
aku jemput”.
“Maaf Fakih aku tidak bisa, aku tidak pernah
ikut-ikutan acara seperti itu, Valentine itu bukan budaya kita itu budaya barat
dan sangat tidak sesuai dengan ajaran Islam. Akan banyak maksiat pastinya di
acara itu. Aku takut...gak mau ahhh”, kataku.
“Gak usah takut Widya...gak akan ada acara maksiat
apa-apa kok, paling kita cuma kumpul-kumpul, ngobrol-ngobrol, makan-makan terus
tuker-tukeran kado...gitu aja kok, pliissss yaaa Wid...temenin aku ya di acara
itu ya...?” Fakih masih memaksa aku untuk ikut acara itu.
“Kenapa harus ngajak aku sih...? kan kamu bisa
ngajak teman perempuan kmu yang lain, lagian aku heran deh...kok tiba-tiba kamu
ngajak aku ? bukannya kamu sekarang ini lagi dekat dengan Ratih ? apa dia nanti
gak marah kalau dia tau kamu pergi sama aku ?” tanyaku sambil tetap menolak
ajakan Fakih.
“Ratih...? aku udah gak dekat lagi sama dia, banyak
hal yang tidak cocok dengan dia” kata Fakih berusaha meyakinku supaya mau
menerima ajakannya.
><><><><><><><><><><><
Sudah dua hari ini hujan mengguyur ibukota terus
menerus dari pagi hingga malam. Lusa pesta valentine itu akan segera digelar.
Fakih hampir setiap hari membujukku untuk hadir di acara itu melalui telpon,
sms ataupun ketika bertemu di kampus. Padahal akupun sudah menolaknya
berkali-kali dan sudah pula kujelaskan bahwa kita tidak semestinya merayakan
hari kasih sayang versi orang bule itu. Aku berdoa semoga Fakih diberikan
kesadaran sehingga dia tidak perlu hadir di acara itu.
Hari H akhirnya tiba...aku tetap menolak ajakan
Fakih. Sejak sore hpku sengaja di non aktifkan, aku tidak mau terganggu oleh
ajakan Fakih lagi. Sore itu aku asyik nonton TV melihat berita perkembangan
cuaca yang semakin tidak bersahabat. Hujan masih terus mengguyur dengan
derasnya. Berita di TV beberapa wilayah ibukota mulai terendam banjir,
alhamdulillah tempat tinggalku termasuk wilayah bebas banjir. Karena hujan yang
terus menerus turun...aku jadi cepat ngantuk...akhirnya aku tertidur dengan
lelapnya di temani derasnya hujan.
Minggu pagi masih dengan mendung tebal menghiasi
langit Jakarta. Pagi itu aku aktifkan Hpku yg sejak kemarin sore aku matikan.
Benar saja seperti dugaanku begitu hp ON bbm dari Fakih langsung masuk, aku
lihat juga sms pemberitahuan panggilan dari Fakih beberapa kali masuk.
Jam menunjukkan pukul 8.00 WIB, baru saja aku mau
beranjak ke kamar mandi hpku berdering lagi. Hemmmm....Fakih lagi gumamku, dengan
penuh keyakinan aku angkat telponnya aku sudah siap dengan segala jawaban jika
Fakih marah padaku karena sejak kemarin sore HP ku matikan.
“Hallooo...Widya...” Fakih setengah berteriak.
“Haduuuh... Fakiihh...gak usah teriak-teriak gitu,
aku gak budek kok”, jawabku dengan sedikit kaget karena teriaknnya itu.
“Widya....aku tidak tau bagaimana harus mengucapkan
terima kasih padamu”, kata Fakih lagi.
“Loohh ada apa ? memangnya aku udah ngasih hadiah
apa sama kamu ?” tanyaku dengan terheran-heran.
“Widya...bener kata-katamu kemarin itu, harusnya
kita tidak menghadiri acara pesta itu, alhamdulillah aku masih dilindungi Allah
SWT, Allah masih sama padaku”.
“Ada apa Fakih...? aku gak ngerti, bagaimana
pestanya tadi malam berkesankah? “ Tanyaku lagi.
“Aku tadi malam tidak jadi datang ke tempat pesta,
aku terlambat datang gara-gara motorku mogok karena melintas daerah banjir
mungkin busi motornya terkena air banjir itu. Akhirnya aku harus ke memperbaiki
motorku dulu. Belum juga motorku menyala lagi Anto menelponku...katanya aku
jangan datang ke tempat pesta itu ternyata ada salah seorang undangan pesta
membawa shabu-shabu dan tertangkap polisi. Rupanya polisi sedang mengincar
tempat-tempat pesta Valentine...khawatir disalahgunakan jadi pesta narkoba. Ya
Allah...Widya...seandainya aku berada di tempat itu mungkin aku sekarang ini
sudah mendekam di kantor polisi pasti aku disangka polisi ikut terlibat pesta
narkoba itu. Anto pun selamat dari penangkapan itu karena dia juga terlambat
datang karena mobilnya terjebak macet akibat banjir di mana-mana, Anto pun
akhirnya balik lagi ke rumah katanya. Dia mendengar berita razia narkoba itu
dari radio di mobilnya saat dia terjebak macet itu...”
Aku jatuh terduduk dengan lemas mendengar penjelasan
Fakih yang panjang lebar itu, suara Fakih sudah tidak kudengarkan lagi padahal
Fakih masih bicara diujung telpon sana, aku tak sanggup lagi mendengarkan
penjelasan dia tentang kejadian tadi malam. Tak terbayangkan rasanya jika aku
mengikuti ajakan Fakih untuk hadir diacara pesta tersebut mungkin akupun saat
ini mendekam di kantor polisi untuk memberikan kesaksian acara itu. Betapa
malunya orangtuaku, betapa tercorengnya nama baik keluargaku jika itu tejadi
padaku. Ya Allah...Engkau Maha Besar Ya Allah....aku semakin percaya padaMU,
bahwa kasih sayangMU jauuuh lebih besar daripada orang-orang yang merayakan
hari kasih sayang itu. Inilah hadiah kasih sayang terindah dariMU....aku
selamat dari peristiwa yang memalukan itu yang tak kan mungkin kulupakan seumur
hidupku....terima kasih Ya Allah...sujud syukurku tak henti untukMU karena
Engkau telah menyelamatkanku dari musibah itu.
Selesai
Komentar
Posting Komentar