Hidup ini tak semulus kulit bayi, tak selancar aliran air di sungai ciliwung. Setiap orang pasti mengalami berbagai macam kejadian dalam hidupnya. Pahit manis, sedih gembira, susah senang, sempit dan lapang. Dalam setiap naik turunnya kehidupan, ada yang mudah dilewati, ada yang berat, bahkan sangat berat, tak sedikit yang mengalami stress bahkan depresi karena tak kuat menghadapi beratnya ujian hidup.
Meratapi kesulitan atau kesedihan hidup bukanlah solusi terbaik untuk keluar dari semua permasalahan hidup. Tidak mudah memang untuk menata hidup kembali jika Anda pernah mengalami kepahitan yang mungkin sangat melukai hati. Bukan hal yang tidak mungkin juga untuk melewati semua kesedihan, kepahitan ujian itu untuk kembali meraih bahagia.
Sering sekali ya kita mendengar atau membaca kalimat,Bahagia itu kita yang menciptakan.
Yes, jika kita ingat-ingat lagi bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu di dunia ini berpasang-pasangan, maka kesedihan atau kesulitan yang sedang kita alami akan mudah terlewati. Berpasang-pasangan itu bukan berarti masalah jodoh, tetapi seperti yang sudah dipaparkan di atas berpasangan itu seperti: sedih-gembira, lapang-sempit, pahit-manis, dan lain sebagainya.
Sedih atau bahagia sangat mempengaruhi
kesehatan mental kita. Apalagi sekarang ini, di masa pandemi kita wajib menjaga
kesehatan mental agar imunitas kuat. Banyak penyakit fisik yang muncul dalam
tubuh, disebabkan oleh kesehatan mental yang kurang terjaga. Seperti stress,
sedih, galau, efek tercepatnya akan mempengaruhi sistem pencernaan. Menurunnya
nafsu makan, sakit kepala, lalu timbullah berbagai penyakit lainnya.
Ada banyak penyebab kesehatan mental
terganggu. Kesedihan yang amat dalam, hingga traumatis. Misalnya, ditinggal
seseorang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, ditipu orang kepercayaan,
kehilangan harta benda dalam jumlah banyak, kecelakaan yang mengakibatkan cacat
fisik, dan lain sebagainya.
Kesehatan mental yang prima mempengaruhi
produktivitas seseorang. Jika hati bahagia, maka semangat bekerja/belajar pun
tinggi. Orang yang kesehatan mentalnya terganggu, misalnya stress atau depresi,
sangat butuh bantuan orang lain untuk memulihkannya selain juga kemauan dari
dirinya sendiri. Jika psikisnya mengalami gangguan yang sangat berat,
diperlukan bantuan ahli untuk menanganinya, misalnya psikiater, atau terapis
psikis.
1.
Ingat Tuhan
Jika Anda muslim/muslimah,
langsung ingat pada Allah. Istighfar sebanyak-banyaknya sebagai bentuk
permohonan ampun, juga agar dimudahkan menyelesaikan masalah yang sangat
membebani pikiran atau menyakitkan hati. Tak ada lagi obat yang paling mujarab
selain mendekatkan diri pada Sang Pencipta.
Tak perlu terpuruk atau
sedih berlama-lama jika ada yang menyakitimu. Misalnya karena patah hati,
ingat-ingat saja bahwa dia mungkin bukan yang terbaik untuk Anda. Sayangi diri,
bahwa Anda tidak layak menangisi atau memikirkannya terus menerus sedangkan si
dia sama sekali tidak peduli dengan Anda. Bangkit, hargai diri sendiri bahwa
Anda adalah orang yang istimewa.
Bisa jadi jika Anda putus
cinta dengan si dia karena Allah ingin menyelamatkan hidup Anda ke depannya.
Tak pernah ada yang tahu takdir hidup kita ke depan seperti apa. Atau, misalnya
Anda ditipu, uang hilang dibawa kabur orang lain bisa jadi itu cara Allah untuk
menegur karena Anda kurang sedekah, kurang berbagi, terlalu mengejar duniawi.
Bisa saja, kan seperti itu? Intinya, pasti selalu ada kebaikan yang tidak
terlihat oleh kita saat tertimpa musibah.
Nah, ini nih yang sering kita lupa. Kita lupa bahwa begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan, lupa bahwa kesenangan, kesehatan yang prima, rezeki yang berlimpah itu harus disyukuri. Kita lupa berterima kasih pada Tuhan. Lupa, bahwa semakin banyak bersyukur maka akan semakin banyak kemudahan dan rezeki yang Allah berikan pada kita. Selain itu memperbanyak bersyukur membuat hati kita makin bahagia, membuat pikiran lebih tenang, dan perasaan yang menyesakkan dada menjadi longgar.
Cari kesibukan agar bisa
melupakan kejadian yang menyakitkan dengan perlahan. Jika punya hobi, kenapa
tidak melakukan aktivias dengan hobi itu? Mungkin Anda sudah terlalu lama
mengabaikan hobi yang sudah memberikan kesenangan. Misalnya, bersepeda,
berkebun, membaca buku, menonton film, melukis, membuat kue, menulis, pokoknya
tekuni lagi hobi yang bisa mengalihkan kesedihan.
Saat ini menjalin
pertemanan sangat mudah seiring kemajuan teknologi. Ada banyak aplikasi media
sosial untuk memperluas pertemanan kita. Namun, tetap harus berhati-hati dalam
berteman agar peristiwa yang menyakitkan hati tidak terulang kembali.
Saat jiwa sedang labil,
amat disarankan untuk memilih seseorang yang bisa dipercaya, atau memiliki
keahlian untuk membimbing Anda agar tidak semakin terpuruk. Terutama bimbingan
rohani sangat perlu, agar rasa optimis muncul kembali. Selain itu pembimbing
atau guru juga untuk selalu mengingatkan kita dalam meningkatkan ibadah,
sehingga luka hati dan jiwa bisa segera pulih, dan Anda pun bisa kembali
menjalani hidup dengan riang gembira seperti sedia kala.
Tidak ada yang sulit bagi yang ingin berubah lebih maju, lebih bahagia, dan lebih sukses. Kuncinya adalah kemauan dalam diri sendiri untuk memulihkan kembali kesehatan mental yang mungkin sempat mengganggu kehidupan kita.
*Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting*
Komentar
Posting Komentar