Langsung ke konten utama

4 Cara Mudah Merawat Hijab Sesuai Jenisnya


Beraneka ragamnya jenis hijab yang kita miliki sekarang ini, diperlukan pengetahuan untuk merawatnya supaya awet dan tetap cemerlang warnanya. Bahan yang digunakan untuk hijab pun sangat beraneka ragam. Dari mulai yang tipis, tebal, licin dan sebagainya. Setiap jenis kain yang digunakan untuk hijab tentu beda dalam perawatannya. Perawatan disini dalam arti cara pencucian, menjemur dan menyeterika. Duuuhh ... kok kayaknya repot banget ya ngurusin hijab saja, ngabisin waktu.
Sumber gambar: Google
            Siapa bilang ngabisin waktu? Enggak juga. Mencuci pakaian memang butuh waktu, apalagi jika bahannya memang butuh perawatan khusus supaya tidak cepat rusak. Sebelum kita melakukan perawatan hijab ada baiknya mengenal dulu jenis-jenis hijab yang banyak digunakan saat ini:

1. Hijab Paris Segiempat
Hijab paling favorit saat ini, selain praktis sangat nyaman dipakai. Bahannya tipis berasal dari jenis katun sehingga menyerap keringat. Karena tipis, saat dicuci sebaiknya jangan dicuci dengan mesin cuci. Direndam saja dengan detergen selama kurang lebih 15 menit, lalu kucek. Setelah itu bilas berkali-kali hingga busanya habis lalu jemur. Sebaiknya jangan dikeringkan dengan mesin cuci supaya tidak berbulu dan serat kain tidak berubah. Karena tipis, hijab paris cepat kering walaupun tidak dikeringkan di mesin cuci.

2. Pashmina
Pasmina sekarang sangat beraneka ragam bahannya. Ada yang dari bahan katun jepang, katun Paris, jersey, satin, kaos dan lain sebagainya. Hampir sama dengan hijab paris segiempat pashmina pun baiknya kita cuci sesuai dengan jenis bahan. Saat ini banyak model pashmina instan yang cantik dan praktis dalam pemakaiannya. Perawatannya sebaiknya tidak menggunakan mesin cuci saat mencuci, lebih baik dikucek dengan tangan dan bilas berkali-kali hingga hilang detergennya. Hal ini mengantisipasi, supaya model pashmina instan tidak cepat rusak dan berubah bentuk.

3. Berego (Hijab Instan)
Berego biasanya terbuat dari bahan kaos atau jersey. Untuk pencuciannya tidak boleh disikat. Direndam dengan detergen, dikucek, bilas lalu jemur sebaiknya tidak dikeringkan di mesin cuci. Apalagi biasanya berego banyak hiasannya seperti payet, mote, sulaman. Jika disikat dan dikeringkan di mesin cuci akan merusak hiasannya dan juga konstruksi dari bahan hijab. Sering kan Smart Ladies mengalami, hijab kaosnya yang sudah berkali-kali dicuci saat digunakan lagi bentuknya tidak beraturan, melengsong kesana kemari. Kenapa itu bisa terjadi? Berego yang tadinya bagus jadi tidak karuan bentuknya? Itu karena kita saat mencuci dikeringkan di mesin cuci bahkan mungkin saat mencucinya pun digiling dalam mesin cuci.

4. Hijab Syar’i Instan Shifon
Beberapa tahun terakhir ini hijab syar’i instan dari bahan shifon menjadi favorit para muslimah, karena praktis dan bahannya juga nyaman. Tidak terlalu tipis karena biasanya terdiri dari dua lapis bahan dan jatuhnya tidak “njeplak” di dada. Bisa digunakan saat santai ataupun untuk berbagai acara. Perawatan hijab ini pun tidak jauh berbeda dengan hijab yang lain, tergantung bahan yang digunakan. Jika menggunakan bahan dasar shifon cara mencucinya cukup direndam dan dikucek dengan tangan. Saat menyeterika suhu tidak boleh terlalu panas, karena shifon sifatnya tidak tahan panas. Untuk menghindari supaya hijab ini tidak mudah kusut sebaiknya saat menjemur di gantung dengan menggunakan gantungan pakaian.

Nah, dengan perawatan yang benar diharapkan hijab koleksi kita lebih awet digunakan untuk berbagai kesempatan.

Dirangkum dari buku: Jangan Jadi Muslimah Dekil karya Rina Maruti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerdas Menggunakan Media Sosial

       Lima belas tahun terakhir, perkembangan media sosial di dunia berkembang amat pesat, termasuk Indonesia. Komunikasi semakin mudah, tak kenal jarak dan waktu. Kapan pun dan di mana pun selagi kuota internet terisi, maka kita akan dengan mudah mengakses segala macam informasi dari belahan bumi manapun.         Positifnya, masyarakat kita jadi sangat melek teknologi, dampak buruknya tentu saja banyak. Salah satunya, jika kita tidak bisa mengendalikan diri, maka akan kecanduan gawai yang isinya berbagai macam aplikasi media sosiai. Berbagai aplikasi itu memang sangat menarik, sehingga bisa menyita waktu dan membuat kita tidak produktif, karena menghabiskan waktu berjam-jam menatap gawai menikmati berbagai sajian media sosial.         Tidak bisa dipungkiri, sebagain besar masyarakat kita sudah kecanduan gawai dan sulit lepas dari alat canggih segenggaman tangan itu. Agar kita tetap waras dan produktif dalam bersosmed maka, kita harus berupaya semaksimal mungkin mengendalikan diri

Wiskul Asyik di Bogor

Siapa yang belum kenal Bogor? Atau belum pernah ke Bogor? Sebuah kota yang terletak di propinsi Jawa Barat. Yuk, datang deh ke kota kelahiran saya tercinta. Kenalan dan nikmati berbagai wisata di kota hujan ini, salah satunya wisata kuliner dong pastinya. Ada yang bilang bahwa Bogor sekarang adalah miniaturnya Bandung, banyak tempat wisata yang asyik dan makanannya pun endang bhambang, Nek … alias enak-enak bingiiit … hehe. Bicara makanan, pastinya setiap kita mengunjungi satu tempat yang sering dicari adalah makanan khas daerah setempat. Jika, belum mencicipi makanan khasnya rasanya belum afdol ya. Indonesia memang kaya dengan aneka jenis makanan khas daerah, baik yang tradisional maupun modern. Belum lagi street food tiap kota selalu menarik untuk dicicipi. Baiklah, sekarang kita jalan-jalan di Bogor, yuk. Kita cicipin makanan apa saja yang menjadi daya tarik wisata kuliner di kota hujan itu. 1.        Doclang Salah satu makanan khas yang selalu diburu warga Buitenzorg seti

Teman yang Menyenangkan

  Sebagai mahluk hidup manusia butuh berteman, jangankan manusia hewan saja butuh teman agar hidupnya tidak kesepian, dan juga untuk beranak pinak. Omong-omong tentang teman, tentunya kita punya banyaaak sekali teman. Mulai dari teman masa kecil hingga sekarang di usia dewasa. Kalau saya bukan dewasa lagi, tapi tua … hehe. Apalagi sekarang, kemajuan teknologi berkembang pesat, membuat jalinan pertemanan semakin meluas hingga ke seluruh dunia. Teknologi membuat kita dan teman-teman seakan tanpa batas dalam berkomunikasi. Dalam arti, jarak yang membentang jauh menjadi dekat dan mudah untuk saling berinteraksi. Namun, dibalik kemudahan itu, pastinya akan banyak pula risiko dan efek negatif dalam berteman seiring bertambahnya jaringan pertemanan kita. Dulu, kita sering mendapat pesan dari orang tua dan para guru agar hati-hati dalam berteman, harus pilih-pilih teman agar kita tidak terbawa pergaulan buruk jika si teman itu membawa pengaruh yang kurang baik. Ternyata hal tersebut tida